TOMOHON–Dalam Kisruh RSU GMIM Bethesda Tomohon yang berkepanjangan bersama Yayasan Medika, mendapat perhatian dari pengurus Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), maka dilaksanakan dialog terbuka dalam rangka mencari Solusi atas kisruh yang terjadi antara pihak RSU Bethesda dengan Yayasan Medika Gmim, Kamis (3/2/22).
Yayasan Medika yang menaungi RSU Gmim Bethesda disinyalir telah memblokir dana oprasional dan gaji karyawan dari bulan Januari dan seterusnya.
Untuk itu, Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) siap mengawal dan memperjuangkan hak-hak karyawan RSU GMIM Bethesda Tomohon.
Ketua DPC Federasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FSBSI) Tomohon Yongkie Sumual memastikan, konsolidasi terus dilakukan bersama Pengurus Komisariat (PK) FSBSI RSU GMIM Bethesda Tomohon.
“Apalagi informasi kami peroleh, pihak Yayasan Medika yang menaungi RS Bethesda Tomohon melakukan langkah-langkah yang kami nilai sewenang-wenang terhadap hak-hak karyawan RSU GMIM Bethesda yang telah bergabung sebagai anggota FSBSI Tomohon,” ujar Sumual.
Termasuk di dalamnya memblokir dana operasional disertai gaji karyawan Bulan Januari dan seterusnya, sebelum para pekerja menandatangani pakta integritas yang disodorkan oleh Yayasan Medika.
Menurut Sumual, hal itu menunjukkan itikad tak berperikemanusiaan Yayasan Medika terhadap para karyawan RSU GMIM Bethesda Tomohon,” seru Sumual.
Lanjutnya, konsolidasi ini juga mendapat dukungan penuh dari Konfederasi SBSI (KSBSI) Sulawesi Utara.
“SBSI siap mengawal apa yang menjadi Hak -hak dan kepentingan Karyawan RSU GMIM Bethesda Tomohon”.Tandasnya. (Novita)
Categories: Tomohon