SULUTNEWSTV.com, MANADO – Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara Asim Saputra mengatakan secara month to month, nilai Ekspor non-migas Sulawesi Utara pada bulan Mei 2022 mengalami kenaikan 33 persen.
Pada bulan Mei, ekspor Sulut mencapai USD 121 juta, sementara pada bulan April hanya USD91,41 juta. Yang jika dibandingkan dengan bulan Mei 2021 sebesar USD122,74 juta, ekspor Sulut mengalami penurunan tipis 0,87 persen (yoy).
“Komoditas ekspor nonmigas terbesar pada Mei 2022 masih didominasi lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), senilai US$ 87,15 juta. Dimana, Nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati mencapai 71,62 persen dari total ekspor Sulut,” sebutnya.
Komoditas lainnya yang mencatatkan nilai cukup tinggi adalah Berbagai produk kimia sebesar USD7,81 Juta (6,42 persen) dan Ikan, Krustea dan Moluska USD6,16 juta (5,06 persen).
Komoditas Lemak dan minyak hewan/nabati menurut Asim juga menjadi komoditas yang mengalami peningkatan nilai ekspor pada bulan Mei 2022 yakni mencapai USD38,68 juta.
Sementara komoditas Berbagai produk kimia mengalami peningkatan USD6,61 juta.
Sedangkan Komodiras yang mengalami penurunan terbesar adalah Logam Mulia dan perhiasan/permata yakni mencapai USD10,63 juta. Selanjutnya adalah Ampas dan sisa industri makanan sebesar USD2,34 juta.
Dirinya mengatakan, pada bulan Mei 2022 ada tiga negara dengan pangsa ekspor terbesar dengan nilai yang hampir sama, yaitu Tiongkok USD24,82 juta (20,40 persen), Amerika Serikat USD25,54 juta (20,17 persen) dan Belanda USD24,39 juta (20,04 persen).
Negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar keempat adalah Malaysia sebesar USD22,44 juta atau 18,45 persen. Sementara impor Sulut pada bulan Mei 2022 mengalami kenaikan hingga 234 persen menjadi USD11,74 juta dibanding April 2022.
Begitu juga secara year on year, impor Sulut mengalami kenaikan yang tinggi yakni 213,88 persen. Komoditas impor terbesar Sulut pada bulan Mei 2022 adalah Bahan bakar mineral sebesar USD10,51 juta (89,50 persen), dan Mesin dan peralatan medis serta bagiannya, USD0,84 juta (7,15 persen).
Impor Sulut paling banyak berasal dari Malaysia sebesar USD10,69 juta (91,07 persen) dan Tiongkok USD0,85 juta (7,26 persen). Dengan nilai ekspor yang besar, neraca perdagangan Sulut mencapai surplus 109,93 juta.(*/gabby)
Categories: Ekonomi & Bisnis