BI Perkirakan PE Sulut Tahun 2023 Menguat

SULUTNEWSTV.com, MANADO – Perekonomian Sulawesi Utara untuk keseluruhan tahun 2023 diprakirakan akan tetap kuat dibandingkan prakiraan sebelumnya.

Namun demikian, laju pertumbuhan ekonomi Sulut diprakirakan akan cenderung melambat dibandingkan tahun 2022 sejalan dengan menurunnya prospek perekonomian global.

Dari sisi lapangan usaha, LU Perdagangan dan LU Transportasi diperkirakan akan tetap kuat sejalan dengan optimisme masyarakat yang terjaga sehingga mendorong mobilitas dan konsumsi domestik.

LU Pertanian diperkirakan tetap kuat ditopang oleh Sub LU Perikanan. Sementara itu, dari sisi pengeluaran kinerja konsumsi komestik diperkirakan tetap kuat terutama ditopang oleh Konsumsi RT dan Konsumsi LNPRT.

Kinerja perdagangan luar negeri diperkirakan mengalami normalisasi seiring dengan prospek permintaan eksternal yang masih terbatas.

“Untuk itu, kami akan terus berkoordinasi bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan bersinergi dengan institusi vertikal dan horizontal lainnya yang berada di Sulawesi Utara untuk selalu menjaga ketahanan perekonomian provinsi yang kita cintai bersama ini,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut Andry Prasmuko, Senin(12/6/2023).

Sementara itu, inflasi gabungan 2 kota IHK Sulawesi Utara di tahun 2023 diperkirakan menurun dari tahun sebelumnya, dan berada di sekitar batas atas sasaran inflasi Nasional sebesar 3,00 persen ± 1 persen.

“Tekanan inflasi diperkirakan masih berasal dari transmisi permasalahan rantai suplai global akibat konflik geopolitik yang berkepanjangan pada sejumlah komoditas, terutama komoditas pangan. Selain itu, peningkatan mobilitas masyarakat seiring dengan pencabutan kebijakan PPKM secara resmi diperkirakan mendorong konsumsi tetap tumbuh di tengah harga energi yang masih tinggi,” jelasnya.

Adapun, Inflasi tahun 2023 diperkirakan dapat turun dan berada pada sasaran inflasi Nasional dengan didukung oleh penanganan risiko inflasi pangan yang semakin baik dalam kerangka TPID, semakin terkendalinya tarif angkutan udara di tengah pemulihan jumlah dan rute penerbangan, serta terjaganya tingkat peredaran uang di masyarakat sebagai dampak kebijakan peningkatan suku bunga BI 7 Days (Reverse) Repo Rate.

“Revisi ke bawah terutama disebabkan oleh cukup terkendalinya komponen inflasi volatile food dengan intensifikasi program pengendalian inflasi pangan melalui berbagai program yang disinergikan  antara pemerintah pusat dengan daerah maupun antara seluruh instansi terkait yang ada di daerah,” tandasnya.(*/gabby)

Leave a comment