Tondano – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus membuktikan keberhasilannya dalam memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Salah satu bukti nyata manfaat besar dari program ini datang dari pengalaman Rikna Aresta Lahutun, seorang mahasiswa (20) dari Universitas Negeri Manado (UNIMA).
Rikna, begitu dia akrab dipanggil, merasakan dampak positif JKN saat dia harus menjalani perawatan rawat inap di rumah sakit akibat masalah Dispepsia yang dideritanya. Rikna adalah peserta JKN segmen Penerima Bantuan Iuran APBN yang tinggal di Desa Modisi, Kecamatan Pinolosian Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
Saat ditemui di sela-sela aktivitasnya pada Jumat (03/11), Rikna berbagi cerita tentang pengalamannya dalam menggunakan kartu JKN untuk mengatasi penyakit dispepsia yang telah menghantuinya sejak Oktober tahun 2022.
Penyakit dispepsia adalah masalah kesehatan yang sering kali dialami oleh masyarakat. Gejala dari penyakit ini mencakup nyeri dan panas di dada, terutama setelah makan, yang cenderung memburuk ketika berbaring. Faktor penyebab dispepsia bisa termasuk pola makan yang tidak teratur, gaya hidup tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, kopi, dan minuman bersoda.
“Akibat dari pola makan saya yang tidak teratur dan seringkali makan terlambat, perut saya tiba-tiba mulai terasa sakit disertai mual dan muntah yang tak kunjung reda. Karena tidak tahan dengan rasa sakitnya, akhirnya orang tua saya membawa saya ke Rumah Sakit Monompia Kota Kotamobagu,” cerita Rikna.
Selama berada di Unit Gawat Darurat (IGD) dan selama masa rawat inap di Rumah Sakit Monompia Kota Kotamobagu, Rikna mengaku bahwa dia telah mendapatkan pelayanan yang baik dan cepat. Dokter dan perawat dengan sabar memeriksa keluhan kesehatannya dan hasil pemeriksaan dokter menyatakan bahwa dia mengidap masalah dispepsia, yang kemudian direkomendasikan untuk menjalani perawatan rawat inap.
Selama tiga hari perawatan rawat inap, Rikna merasa puas dengan pelayanan yang diterimanya. Terutama dalam hal administrasi, yang semakin mudah, karena dia hanya perlu menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) tanpa harus membawa kartu JKN.
“Saya membandingkan pelayanan yang saya terima dengan pasien sebelah saya, yang merupakan pasien umum. Ternyata, pelayanan yang diberikan oleh petugas di rumah sakit kepada kami, peserta JKN dan pasien umum, sama sekali tidak ada perbedaan atau diskriminasi. Petugas selalu ramah dan sigap saat kami membutuhkan sesuatu, dan ruang rawat inap tetap bersih, meskipun saya terdaftar JKN bantuan pemerintah,” ungkap Rikna.
Rikna merasa bangga menjadi peserta JKN karena program ini memberikan kemudahan bagi dirinya dan keluarganya dalam mengakses layanan kesehatan yang mereka butuhkan, terutama dalam situasi rawat inap yang dapat sangat mahal. Selama masa perawatan rawat inapnya, tidak ada biaya yang harus ia tanggung, semuanya sudah ditanggung oleh Program JKN.
Rikna mengatakan Program JKN memang ditujukan untuk semua masyarakat tanpa memandang status sosial atau ekonominya. Hal ini terbukti dalam pengalamannya di rumah sakit. Dia pun merasa sangat bersyukur karena telah didaftarkan pemerintah pada Program JKN.
“Saya dan keluarga merasa sangat terbantu oleh Program JKN. Orang tua saya sebelumnya sempat ragu membawa saya ke rumah sakit karena masalah biaya, tapi syukurlah kami tidak perlu mengeluarkan biaya semuanya ditanggung BPJS Kesehatan,” kata Rikna.
Rikna juga berharap agar Program JKN ini dapat berkesinambungan dan terus memberikan layanan terbaik, mempermudah segala pelayanan yang diberikan. Dapat menjadi perisai pelindung seluruh masyarakat Indonesia.
“Semoga layanan yang diberikan dari program JKN terus berkesinambungan, menghadirkan layanan yang semakin baik dan lebih banyak lagi memberikan manfaat bagi yang membutuhkan,” tutupnya.(*ct)
