SULUTNEWSTV.com, MANADO – Wali Kota Manado Andrei Angouw menghadiri Rapat Koordinasi Tim High Level Meeting (HLM) TPID dan TP2DD oleh Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, di Aula serbaguna kantor Wali Kota Manado, Rabu(28/2/2024).
Dalam sambutannya, Wali Kota Manado Andrei Angouw menyampaikan instansi terkait wajib untuk memperkuat koordinasi dalam langkah mengantisipasi kenaikan harga apalagi terhadap bahan pokok.

Dirinya memberi contoh terkait kenaikan harga cabe pada bulan Desember 2023. Hal itu tidak terkontrol dan akhirnya harganya melambung tinggi.
Wali Kota Andrei menyebut iflasi merupakan ‘silent killer’ dengan memberikan beberapa contoh serta beberapa teori ekononi sehubungan dengan inflasi. “Senjata paling memiskinkan adalah inflasi. Negara dengan inflasi tinggi bisa membuat negara hancur,” katanya.

“Inflasi itu penting untuk dikelola dan dikendalikan. Terutama diera digitalisasi seperti saat ini, apalagi infrastruktur digital di Kota Manado sedang dikembangkan karena Manado merupakan salah satu server di Indonesia,” tambahnya.
Menurut Wali Kota, Deflasi juga tidak baik bagi perekonomian, sambil memberikan beberapa contoh Konkrit jika Deflasi. Terkait kemiskinan, Wali Kota Andrei menjelaskan struktural yang ada di Kota Manado yang merupakan hasil survei dan memang langsung ditangani oleh Pemerintah Kota.

Demikian halnya soal PDRB Kota Manado saat ini yang tentunya akan memudahkan perputaran ekononi di Kota Manado karema masyarakat juga mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
“Saya berharap kegiatan ini dapat memberi kontribusi positif bagi pengembangan ekonomi kepada masyatakat di Kota Manado,” tandasnya.

Diketahui, kegiatan ini hadir Kepala Perwakilan BI Sulut Andry Prasmuko, Kepala BPS Manado Ir. Novry Mokoangouw, Kepala Biro Perekonomian Sulut Reza Dotulong, Asisten II Kota Manado Atto Bulo S.H.,M.M, Kabag Ekonomi David Kambey, Para Pejabat Eselon II Pemkot Manado, Camat se Kota Manado serta pejabat teknis lainnya.(*/gabby)
