Minahasa – Tradisi orang Minahasa makan bersama di atas daun pisang dalam berbagai hajatan kebersamaan mulai jarang terlihat. Daun pisang yang dahulunya selalu ada di acara suka maupun duka, kini seakan lenyap ditelan zaman. Namun, tradisi tersebut tercipta dalam Ibadah Kumawus (Mingguan) Atas Meninggalnya Alm Drs Nicollas Wilar, Mertua dari Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Minahasa Dr Lynda D Watania MM MSi dalam Keluarga Wilar-Watania, Minggu (7/4/2024).
Usai ibadah, nuansa kearifan lokal pun kental terasa, dengan makan bersama beralaskan daun pisang. Makanan berisi nasi dan lauk pauk tersaji di atas meja yang teralas daun pisang.
Lauk pauk tersaji di daun pisang yang sekaligus menjadi piring. Keluarga besar Wilar-Watania, berbaur bersama tamu undangan.
Pj Bupati Minahasa Dr Jemmy Stani Kumendong MSi dan Ketua TP-PKK Kabupaten Minahasa Djeneke Kumendong Onibala SH MSA bersama jajaran Pemkab Minahasa turut ambil bagian dalam prosesi adat makan bersama tersebut.
Sekkab Lynda Watania menyebut, dalam ibadah Kumawus, keluarga ingin menunjukan budaya orang Minahasa.
“Tradisi ini mengandung makna kebersamaan dan persaudaraan. Yang duduk makan bersama ini tidak memandang derajat apakah ia seorang pejabat penting atau rakyat biasa, akan menyatu di seputaran meja duduk bersama sambil menyantap sajian makanan diatas meja beralaskan daun. Ciri khasnya juga makan dengan menggunakan tangan pula,” sebutnya.
Mewakili Kekuarga Besar Wilar-Watania, Sekkab Lynda mengucapkan terima kasih kepada seluruh saudara, kerabat, dan undangan yang hadir. “Terima kasih atas kehadirannya dalam ibadah Kumawus, suami, ayah, opa kami tercinta almarhum Nicolas Wilar,” kuncinya. (*)
