TOMOHON – Debat Publik ketiga para calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon di selenggarakan oleh KPU Tomohon di Ballroom Novotel Manado, Rabu (13/11/24).
Debat ini di ikuti Tiga pasangan calon yang di dampingi tim serta pendukung calon masing – masing.
Dalam debat, Pasangan Wenny – Michael nampak menekan dan mengkritik pasangan no urut 3 Caroll – Sendy membongkar adanya dugaan penyimpangan anggaran terhadap beberapa Satuan Kerja Peranglat Daerah (SKPD) dan kepincangan dalam kebijakan penyetaraan jabatan.
Dengan tegas Wenny Lumentut mengatakan, kebijakan penyetaraan jabatan di Lingkup Pemkot Tomohon dinilai tidak berjalan dengan baik.
Seperti yang terjadi kekosongan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) akibat promosi atau pensiun yang tidak diikuti dengan pengisian posisi baru.
“Banyak JFT yang kosong akibat tidak adanya fasilitasi uji kompetensi yang memadai. Anggaran pengembangan kompetensi ASN sudah di anggarkan namun hingga kini tidak pernah terealisasi,” ungkap Wenny.
Hal yang sama juga Wenny Tekankan terkait ketidak adilan dalam membayar tunjangan bagi ASN yang di lantik di tahun 2021.
Menurut Wenny, hanya Dua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menerima pembayaran tunjangan, semantara puluhan SKPD lainnya tidak ada kepastian.
“Bagaimana bisa hanya Dua SKPD yang di bayar yang lain tidak? Sedangkan masa jabatan Wali Kota saat ini sudah hampir selesai,” ucap Wenny dengan tajam.
Dikesempatan itu dengan lantang Wenny menyerukan adanya dugaan politisasi anggaran melalui pengangkatan non – ASN di APBD 2024.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, terdapat sekita 200yenaga non – ASN yang di rekrut tanpa mengikuti aturan pasal 66 undang – undang no 20 tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara.
“Pengangkatan ratusan tenaga non – ASN ini tidak sesuai aturan. Ini di anggap upaya politisasi anggaran untuk kepentingan tertentu, dan hal ini bertentangan dengan regulasi yang ada,” ujar Wenny.
Di debat ini WLMM sependapat dengan paslon no urut 1 Micky – Serly yang mengangkat pentingnya reformasi dalam tata kelola pemerintahan yang lebih transparan serta pembinaan karir ASN harus dilakukan dengan prinsip keadilan tanpa memandang warna.
Menghadapi tekanan dari Dua calon, Caroll – Sendy nampak kelimpungan bahkan kesulitan dalam memberikan jawaban atau tanggapan atas kritik tajam yang di lontarkan WLMM dan Micky-Serly yang mengakibatkan seluruh yang hadir dalam ruangan debat menjadi riuh.
Diketahui, debat ini adalah ajang adu argumantasi dan gagasan para calon dalam memaparkan visi misi sarta program unggulan, namun bagi WLMM kesempatan ini juga merupakan momen yang tepat untuk membongkar di hadapan publik segala permasalahan dalam pemerintahan yang terpendam selama ini.
Untuk itu, masyarakat dituntut agar lebih pintar, lebih jeli dan lebih bijaksana dalam menentukan siapa pilihan terbaik yang akan memimpin Kota Tomohon kedepan dan akan membawa Kota Tomohon menjadi lebih baik. (N/P)
