Bank Indonesia Tanam 16Ribu Bibit Cabe di Boltim

SULUTNEWSTV. com,BOLTIM – Bank Indonesia berperan untuk menjaga stabilitas inflasi termasuk di Sulut. Upaya tersebut terus digalakkan. Hari ini, Minggu(16/3/2025) di Bongkudai Baru Kabupaten Boltim, Bank Indonesia menyerahkan secara simbolis sekaligus menanam 16.000 bibi cabe rawit yang diserahkan kepada Kelompok Tani Binaan Bank Indonesia, yakni Poktan Blessing. Oleh Poktan Blessing, ini merupakan penanaman perdana.

Kepala Bank Indonesia Andry Prasmuko, Deputi BI Renold Asri, Ketua DPRD Boltim Samsudin Dama, Kepala Dinas Pertanian Boltom Sitti Aisah Bantuan dan Kepala Poktan Blessing, secara simbolis menanam bibit rica di lahan seluas 1 ha. Dimana hasilnya diperkirakan akan di panen pada Juni 2025 nanti.

“Salah satu komoditas penyumbang Inflasi di Sulawesi Utara adalah cabai rawit. Pada Februari 2025, secara tahunan (yoy), komoditas ini menjadi pendorong utama inflasi di Sulawesi Utara dengan andi sebesar 0,886. Kenaikan harga cabai yang cukup tnggi pada Februari 2025 dibandingkan Februari 2024 diperkirakan d sebabkan oleh meningkatnya permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Frtri, sementara produksi cabai telah memasuki tahap akhir panen dengan jumlah yang lebih terbatas,” Jelas Andry.

Selain itu, dirinya menyebut hasil produksi cabai dari Sulawesi Utara juga dikirim ke luar daerah, seperti Maluku, yang menawarkan harga jual lebih tinggi. Akibatnya, pasokan cabai di Sulawesi Utara perlu ditopang oleh cabai dan Gorontalo dan Sulawesi Tengah dengan harga yang relatif lebih mahal.

“Dalam upaya menjaga stabilitas harga pangan, Bank Indonesia Sulut terus memperkuat ketersediaan pasokan komoditas pangan, terutama produk barito (bawang, rica/cabai, dan tomat), dengan mengambil langkah-langkah strategis guna meningkatkan produktivitas petani lokal di Sulawesi Utara,” Sebutnya.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah melalui program PATUA (Petani Unggulan Sulawesi Utara), yang mencakup pelatihan, pendampingan, serta peningkatan kapasitas dan daya saing petani Program PATUA, yang saat ini telah memasuki angkatan ke-5.

“Tujuannya adalah untuk menciptakan petani yang memiliki keterampilan unggul dalam pengelolaan lahan pertanian secara modern. Selain itu, Bank Indonesa juga mendukung pengendalian inflasi dan ketahanan pangan melalui pemberian bantuan PI-KEKDA (Program Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah) kepada petani Unggulan di Sulawesi Utara. Bantuan ini berupa sarana produksi pertanian untuk komoditas cabai, yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan memastikan ketersedaan pasokan cabai di pasar,” katanya.

Dengan meningkatnya produksi dan pasokan, dharapkan kesenjangan antara permintaan dan penawaran dapat berkurang, sehingga membantu tercapainya keseimbangan harga.

“Bantuan PI-KEKDA Bank Indonesia juga mendukung program pengendalian inflasi oleh Tim Pengendakan inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Utara, khususnya dalam strategi Ketersediaan Pasokan Setelah menerima bantuan PI KEKDA, kelompok petani penerima diharapkan dapat bersinergi dengan pemerintah daerah dalam upaya pengendalian inflasi, seperti melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) dan operasi pasar, serta memprioritaskan hasil panennya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di Sulawesi Utara, ” Jelasnya.

“Kami juga ingin menyampaikan bahwa salah satu anggota Kelompok Tani (Poktan) Blessing merupakan alumni Program PATUA tahun 2024 yang kinerja sangat baik Kami menilai bahwa Poktan Blessing memiliki potensi besar sebagai produsen komod tas cabai maupun hortikuitura di Boltim karena posisinya juga berada di modoinding sebagai sentra sayur mayur dan juga hortikultura di wilayah Sulawesi Utara. Di catatan kami, kelompok ini mengelolah total lahan seluas 11 hektare dengan anggota sebanyak 10 petani, “tambahnya menjelaskan.

Melihat potensi Poktan Blessing yang cukup besar untuk menjadi pemasok cabai lokal di Sulawesi Utara, lanjut katanya Bank Indonesia turut memberikan dukungan PI-KEKDA untuk menjaga kontinuitas dan peningkatkan produksi cabai kelompok ini.

“Bantuan ini diberikan dalam bentuk sarana produksi pertanian, berupa dempiot benih cabai rawit, pupuk, sarana pengendalian hama dan penyakit tanaman (HPT), serta alat dan mesin pertanian berupa 2 unit Cult vator, 2 unit sprayer dan 2 unit alkon Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan pasokan cabai serta menekan biaya pemasaran, khususnya di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, dan secara lebih luas di Provinsi Sulawesi Utara. Sebagai tindak lanjut atas pemberian bantuan tersebut, Bank Indonesia akan tetap melakukan monitoring untuk memastikan efektivitas pemberian bantuan PI-KEKDA sebagai bahan evaluasi dan ruang perba kan kedepannya, ” Tambahnya. (*/gabby)

Leave a comment