PETANI mungkin bukanlah profesi yang banyak menghasilkan pundi uang, namun Yefta Martin Sekeon membuktikan dengan bertani, dirinya bisa memberikan fasilitas dan Pendidikan yang layak untuk anaknya. Yefta merupakan petani asal Moat, Kabupaten Bolaang Mongodow Timur (Boltim).
Yefta sendiri telah terjun ke dunia bisnis beberapa kali, namun di tahun 2010 dirinya pun bertekad untuk mengalihkan niatnya dengan menjadi petani. Dan dirinya pun bersama rekan petani lainnya, membentuk kelompok Tani yang diberi nama Kelompok Tani Blessing.
Para petani dibawah Ketua Kelompok yakni Yefta pun menanam berbagai macam tanaman hortikultura. Salah satu yang menjadi primadona, yakni cabe rawit. Dimana Cabe rawit merupakan salah satu komoditi yang mendorong inflasi. Yefta mengembangkan lagi komoditi cabe lokal asal Moat yang disebut cabe rawit Kaki Gunung Ambang. Kelompok Tani Blessing pun vacum. Kemudian aktiv lagi di tahun 2016 dengan gebrakan baru.

Tahun 2024, Kelompok Tani Blessing Mengikuti Kegiatan PATUA BI Sulut
Di Tahun 2024, Yefta pun mencoba melangkah lebih lagi untuk memberanikan diri mengembangkan kelompok tani Blessing dengan mengikuti kegiatan dari Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara. Nama programnya adalah PATUA BI Sulut.
PATUA sendiri memiliki kepanjangan Petani Unggulan Sulawesi Utara. Selain PATUA BI juga memiliki program WANUA yakni Wirausaha Unggulan BI Sulut.
Yefta mengaku dalam kegiatan ini, dirinya mendapatkan pembekalan terkait pertanian. Bahkan sampai kepada pemilihan pupuk dan peningkatan SDM petani. Yang kemudian dia bagikan kepada rekan petani lainnya.
Langkah yang dirinya ambil pun kemudian memberikan jawaban pasti. November 2024, Bank Indonesia Sulut memilih Kelompok Tani, satu diantaranya adalah Kelompok Tani Blessing Moat untuk diberikan fasilitas berupa bantuan alsintan. Diketahui, bantuan alsintan dari Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara adalah program dukungan bagi petani untuk meningkatkan produksi pangan dan ketahanan pangan di wilayah tersebut. Bantuan ini meliputi alat dan mesin pertanian seperti traktor tangan, pompa air, kendaraan roda tiga, pemotong rumput, cultivator, sprayer, dan alkon. Pemberian bantuan ini bertujuan untuk menekan biaya produksi, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat sektor pertanian di Sulut, dengan fokus pada kelompok tani binaan.

Penguatan Ketahanan Pangan Bagi Kelompok Tani di Boltim, BI Beri Bantuan Bibit Cabe dan Saran Produksi Pertanian
Bank Indonesia (BI) terus berkomitmen untuk memberikan penguatan Ketahanan Pangan di sektor Pertanian. Kali ini, Bank Indonesia lewat Program Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (PI-KEKDA) kepada kelompok Tani (Poktan) ‘Blessing’ Bolaang Mongondow Timur (Boltim), menyerahkan bantuan dalam bentuk sarana produksi pertanian, berupa dempiot benih cabai rawit, pupuk, sarana pengendalian hama dan penyakit tanaman (HPT), serta alat dan mesin pertanian berupa 2 unit Cult vator, 2 unit sprayer dan 2 unit alkon.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulut Andry Prasmuko pun berharap bantuan ini dapat meningkatkan pasokan cabai serta menekan biaya pemasaran, khususnya di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, dan secara lebih luas di Provinsi Sulawesi Utara.
Kedepan, BI akan tetap melakukan monitoring untuk memastikan efektivitas pemberian bantuan PI-KEKDA sebagai bahan evaluasi dan ruang perba kan kedepannya.
“Apa yang kami lakukan disini merupakan wujud kepedulian kami Bank Indonesia yang sejalan dengan program Presiden, yakni fokus di Ketahanan Pangan. Jadi kami membantu para petani ini, dan manfaatnya sudah ada. Dan kami akan terus berkomitmen supaya ditahun 2025 ini program ini akan terus berlanjut, ” kata Andry, Minggu(16/3/2025).
Sejalan dengan peran Bank Indonesia dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) ada 4 strategi pengendalian inflasi yang dilakukan bersama yaitu strategi 4K yakni Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif.

“Momen kali ini aspek yang disasar adalah stategi K1 yaitu ketersediaan pasokan. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi tekanan inflasi yang bersumber dari sisi supply pangan namun dengan tetap meningkatkan kesejahteraan petani serta masyarakat secara keseluruhan, ” tambahnya.
Ketua Kelompok Tani Jefta Sekeon mengaku Kelompok Tani Blessing telah bekerjasama dengan BI sekitar 2024. “Kami berterimakasih kepada Bank Indonesia yang telah mensupport Kelompok Tani Blessing sehingga kami bisa diberikan kesempatan mendapat bantuan. Ini akan terus kami manfaatkan dengan harapan proses produksinya berjalan dengan baik sehingga kami bisa terus di support, kami bisa berkembang sehingga hasil yang kami bisa berbagi juga dengan petani yang lain,” Ucap Sekeon.
Perjuangan Ayah Seorang Petani, Sekolahkan Anaknya Jadi Dokter
Yefta Sekeon memiliki keluarga yang harmonis, dia memiliki istri dan tiga orang anak. Satu diantaranya sedang dan sementara menempuh Pendidikan sebagai mahasiswa di Universitas Samratulangi Manado Fakultas Kedokteran. Pria lulusan sarjana ekonomi ini mengaku bersyukur karena Tuhan memberikan jalan agar dia menjadi petani.
“Bertani membuat saya mampu membiayai sekolah anak saya yang kini sedang menempuh pendidikan di Fakulltas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Dan sebagai orang tua dan salah satu suport system bagi anak saya ,saya bangga karena perjuangan yang sulit yang sempat dilalui di awal masuk ke Fakultas Kedokteran unsrat manado, bahkan sampai mendapat beasiswa dari kementrian kesehatan RI, “ ungkapnya haru.
Saat ini para pembeli berbagai macam holtikultura baik dari pasar tradisional dan modern se-Sulawesi Utara, mengangkat hasil pertanian dari para petani asal Moat, Boltim. Hingga saat ini, Sekeon masih sangat aktif menanam tanaman holtikultura.(*)
