SULUTNEWSTV.com, MANADO – Kinerja Industri Jasa Keuangan di wilayah kerja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara per Juni 2025, tercatat mengalami pertumbuhan yang stabil dan sehat. Hal itu disampaikan Kepala KaOJK SulutGoMalut Robert H.P Sianipar saat media Update kantor OJK Sulutgomalut, didampingi Kepala Divisi Pengawasan PEPK Keuangan Daerah, dan Layanan Manajemen Strategis Budiman P. Siahaan, Asisten Direktur Senior Pengawasan LJK Graha Anggar Perbawa dan Kepala Departemen Bisnis dan Support PT Pegadaian Fanny Walandauw, yang digelar disalah satu hotel di Kota Manado, Selasa(16/9/2025).
Diungkapkan Robert, kondisi lembaga jasa keuangan se-Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara dalam kondisi yang stabil, bertumbuh dan mempunyai ketahanan yang cukup. Indikator yang mempengaruhi pertumbuhan lembaga keuangan terlihat dari peningkatan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan kredit.
““Total aset perbankan di Sulut mencapai Rp102,93 triliun, tumbuh 4,93 persen (YoY) dan 1,53 persen (mtm), sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai Rp34,30 triliun, naik 4,92 persen (YoY) dan 3,60 persen(mtm), menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan semakin solid. Dan kredit, perbankan di Sulut mencatat total Rp54,18 triliun, dengan pertumbuhan 4,64 persen (YoY) dan 0,27 persenm(mtm),” sebutnya.
Di sektor pasar modal, jumlah investor di Sulawesi Utara terus meningkat hingga 123 ribu orang, bagian dari total 208 ribu investor di wilayah SulutGoMalut. Nilai transaksi saham masyarakat Sulut mencapai Rp655 miliar, dengan kepemilikan saham bernilai lebih dari Rp1,3 triliun. Bahkan tiga perusahaan asal Sulut—HBAT, BEER, dan BSLT—telah melantai di Bursa Efek Indonesia.
Industri keuangan non-bank juga tumbuh positif. Perusahaan pembiayaan di Sulut menyalurkan pembiayaan Rp7,9 triliun dengan pertumbuhan sekitar 5 persen. Fintech lending bahkan naik pesat hingga 54 persen, dengan total pinjaman mencapai Rp1,6 triliun serta tingkat gagal bayar yang relatif rendah di bawah rata-rata nasional.
Namun demikian, sektor asuransi masih menghadapi tantangan. Premi asuransi umum di wilayah ini turun tipis, tetapi klaim justru melonjak lebih dari 400 persen. Pada asuransi jiwa, klaim juga naik tajam hingga 180 persen.
Dengan capaian ini, OJK menegaskan bahwa kondisi jasa keuangan di Sulut masih aman dan tumbuh positif. Meski ada tantangan berupa tingginya rasio penyaluran kredit dan lonjakan klaim asuransi, sektor keuangan tetap menunjukkan daya tahan kuat serta terus memberi kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi daerah.(*/gabby)
