SULUTNEWSTV.com, MANADO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara menggelar kegiatan Apresiasi dan Penutupan Program Petani & Wirausaha Unggulan Sulawesi Utara (PATUA WANUA) Tahun 2025, yang digelar sebagai penutup rangkaian panjang pembinaan petani dan pelaku usaha unggulan di Sulut sepanjang tahun ini, yang dilaksanakan di Hotel Four Points Manado, Senin(3/11/2025).
Dalam acara tersebut, BI Sulut secara resmi menetapkan 228 peserta sebagai Certified Petani Unggulan (PATUA) dan Certified Wirausaha Unggulan (WANUA) Sulawesi Utara Tahun 2025. Jumlah itu terdiri dari 84 PATUA dan 144 WANUA yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Sulut.
Sebagai bentuk apresiasi, 5 PATUA dan 5 WANUA terbaik juga diumumkan sebagai peserta berprestasi yang berhasil menunjukkan transformasi signifikan selama program berlangsung.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara, Joko Supratikto, menegaskan pentingnya sinergi, inovasi, dan kolaborasi dalam memperkuat kemandirian ekonomi daerah.
Joko bilang Sulawesi Utara memiliki kekayaan sumber daya alam dan potensi unggulan yang sangat besar. mulai dari lahan subur, hasil laut yang melimpah, hingga semangat masyarakat yang tinggi. Namun, potensi tersebut harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas dan inovasi berkelanjutan.
“Potensi yang besar tidak akan berarti tanpa adanya penguatan kapasitas, kompetensi, dan inovasi. Inilah dasar kami menginisiasi program PATUA dan WANUA sejak tahun 2020,” ujar Joko.
Ia menjelaskan, program ini merupakan wujud nyata komitmen Bank Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Sulut yang inklusif dan berkelanjutan, sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi. Melalui tiga strategi utama, penguatan kelembagaan, peningkatan daya saing, dan perluasan akses keuangan — BI berupaya membentuk ekosistem usaha yang tangguh dan berdaya saing tinggi, baik di pasar lokal maupun nasional.
Sepanjang tahun 2025, peserta PATUA dan WANUA mengikuti berbagai tahapan seperti open recruitment, bootcamp, company visit, hingga pelatihan intensif yang mencakup teori dan praktik. Selain itu, para peserta juga berpartisipasi dalam sejumlah pameran besar seperti Road to Fesyar, Urban Economy Digifest, North Sulawesi Investment Forum – TIFF, Karya Kreatif Indonesia (KKI), dan ISEF, sebagai wadah memperluas akses pasar.
“Kami bangga melihat transformasi peserta dari sisi produk, proses, hingga mindset. Perubahan cara berpikir ini menjadi faktor penting untuk terus berkembang,” tutur Joko.
Lebih lanjut, Joko menegaskan bahwa keberhasilan program ini tidak bisa dicapai hanya oleh satu pihak. “Keberhasilan implementasi PATUA WANUA tidak mungkin lahir dari Bank Indonesia saja. Kolaborasi dengan pemerintah daerah, kementerian dan lembaga, akademisi, lembaga keuangan, media, serta mitra strategis lainnya adalah kuncinya,” jelasnya.
Menurutnya, kolaborasi ini bukan hanya soal kerja sama bisnis, tetapi juga tentang membangun jejaring dan memperkuat semangat gotong royong di antara para pelaku ekonomi.
“Sinergi dan kolaborasi adalah kunci keberlanjutan. Hanya dengan bersatu, kita dapat melangkah lebih jauh dan meraih hasil yang lebih besar,” tegas Joko.
Dirinya menegaskan bahwa seluruh upaya ini bermuara pada satu tujuan besar membangun negeri melalui penguatan ekonomi daerah.
“Dari Sulawesi Utara, kita ingin menunjukkan bahwa kemandirian ekonomi daerah adalah fondasi kuat bagi ketahanan ekonomi nasional,” ujarnya.I
a juga menegaskan bahwa petani dan wirausaha bukan hanya pelaku ekonomi, tetapi juga pahlawan pembangunan. “Mereka menjaga rantai pasok pangan, membuka lapangan kerja, dan menggerakkan roda ekonomi rakyat,” katanya.
Menurutnya, BI hanya mempersiapkan wadah dan fasilitas, namun kesuksesan sejati ditentukan oleh konsistensi dan inovasi para peserta sendiri. “Kami mempersiapkan, Bapak/Ibu yang menentukan. Konsistensi, inovasi, dan sinergi adalah kunci utama keberhasilan usaha,” tambahnya.
Di akhir sambutannya, dirinya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung keberlangsungan program ini. “PATUA WANUA adalah milik kita bersama. Dukungan dan kolaborasi lintas pihak harus terus dijaga agar para alumni mampu menjadi motor penggerak ekonomi di daerahnya masing-masing,” tutupnya.(*/gabby)
