Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Rizal Calvary Marimbo, menyambut positif langkah Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Fly Ash dan Bottom Ash (FABA). Menurut Rizal, standar ini menjadi tonggak penting dalam transformasi pengelolaan limbah pembangkit menjadi sumber daya bernilai ekonomi dan sosial.
“Dengan adanya SNI ini, seluruh pihak yang memanfaatkan produk turunan FABA memiliki pedoman yang jelas dan terpercaya. Ini adalah langkah penting agar FABA tidak lagi dianggap limbah, melainkan aset bernilai yang dapat mendukung pertanian dan ekonomi lokal,” ujar Rizal.
PLN telah lama menginisiasi berbagai inovasi pemanfaatan FABA, termasuk untuk pengerasan jalan, bahan bangunan, pembenah tanah, kompos, dan media tanam dalam program pertanian produktif. Dari 47 PLTU yang tersebar di seluruh Indonesia, terdapat potensi lebih dari 1,2 juta ton FABA per tahun yang dapat diubah menjadi produk bernilai ekonomi.
“Di berbagai lokasi demonstrasi plot seperti PLTU Labuan, Bengkayang, Pacitan, dan Air Anyir, pemanfaatan FABA telah memberikan hasil positif bagi peningkatan produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat,” jelas Rizal.
Rizal menegaskan bahwa keberadaan SNI menjadi elemen penting untuk memastikan setiap pemanfaatan FABA memenuhi standar keselamatan, mutu, dan keberlanjutan.
“Dengan SNI pemanfaatan FABA, kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi baru bagi masyarakat. FABA kini bukan lagi masalah, melainkan solusi bagi sektor pertanian,” pungkas Rizal.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat peran PLN dalam mendukung ekonomi hijau, sekaligus menghadirkan solusi berkelanjutan dari limbah pembangkit listrik di seluruh Indonesia.
