Aceh – Hujan deras dan longsor yang melanda Aceh meninggalkan jejak kerusakan yang luas. Tower listrik roboh, desa-desa gelap gulita, dan ribuan warga terpaksa menghadapi hari-hari tanpa listrik. Namun di tengah kegelapan itu, cahaya mulai muncul—bukan hanya dari lampu yang perlahan kembali menyala, tapi juga dari upaya tak kenal lelah petugas PLN.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan, “PLN hadir untuk masyarakat. Kehadiran kami di lapangan adalah bentuk kepedulian dan tanggung jawab terhadap warga terdampak.”
Untuk mempercepat pemulihan, PLN membangun emergency tower, menggantikan sementara tower yang roboh. Ratusan petugas dari berbagai daerah diterjunkan, dimobilisasi menggunakan helikopter milik TNI ke lokasi-lokasi yang sulit dijangkau. Mereka bekerja 24 jam nonstop, menembus lumpur dan medan terjal, memastikan kabel terpasang dan listrik dapat kembali menyala secepat mungkin.
Bagi warga, kehadiran PLN lebih dari sekadar aliran listrik. “Rasanya lega sekali ketika lampu di rumah mulai menyala lagi,” kata Dedy Suriadi, salah satu warga di Pidie Jaya. “Kami bisa masak, anak-anak bisa belajar, dan semua terasa lebih aman.”
Setiap kabel yang terpasang, setiap tower yang dibangun, bukan hanya membawa energi listrik—tapi juga harapan. Harapan bahwa Aceh akan kembali normal, masyarakat dapat beraktivitas dengan aman, dan kegelapan akibat bencana dapat segera berlalu.
Di balik pencahayaan itu, tersimpan kerja keras dan dedikasi para petugas PLN yang tanpa lelah menembus medan sulit. Mereka menjadi simbol nyata bahwa di tengah bencana, solidaritas dan kepedulian dapat menyalakan kembali kehidupan.
