Workshop CKPN, OJK Tekankan Penguatan Integritas dan Manajemen Risiko BPR

SULUTNEWSTV. com, MANADO – Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo) menggelar Workshop Penerapan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) di Lion Hotel Manado, Kamis (4/12/2025). Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala OJK Sulawesi Utara, Gorontalo (SulutGo) Robert H. P. Sianipar dan dihadiri jajaran direksi, pejabat kepatuhan, manajemen risiko, serta dari berbagai BPR di wilayah SulutGoMalut.

Dalam sambutannya, Robert menegaskan bahwa OJK terus mendorong penguatan manajemen risiko BPR, salah satunya melalui implementasi CKPN yang mulai menjadi standar baru dalam satu tahun terakhir.

Ia menilai penerapan CKPN bukan hanya pemenuhan regulasi, tetapi langkah strategis untuk memastikan laporan keuangan BPR benar-benar mencerminkan kondisi riil perusahaan.

“CKPN bukan sekadar kewajiban regulasi, tetapi fondasi penting untuk membangun laporan keuangan yang sehat dan kredibel. Dengan pendekatan expected credit loss, kita tidak lagi menunggu risiko terjadi, melainkan mengantisipasinya sejak awal. Ini adalah wujud manajemen risiko yang modern dan berintegritas,” ujarnya.

Robert menambahkan bahwa OJK memahami tantangan transisi menuju penerapan CKPN. Karena itu, OJK berkomitmen hadir tidak hanya sebagai pengawas, tetapi juga sebagai mitra bagi industri BPR.

“Kami siap mengawal, mendampingi dan memberikan dukungan penuh agar BPR mampu beradaptasi, tetap sehat, dan terus dipercaya masyarakat,” katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya integritas sebagai fondasi fundamental industri perbankan. Menurutnya, integritas bukan sekadar nilai moral, tetapi kunci yang menentukan kepercayaan masyarakat terhadap BPR.

“Setiap angka dalam laporan keuangan adalah cerminan kejujuran dan profesionalisme. Laporan keuangan yang berintegritas hanya dapat tercipta jika SDM BPR memiliki integritas yang kuat,” tegasnya.

Robert pun mengingatkan seluruh insan BPR untuk selalu Menjaga kejujuran dalam setiap proses pencatatan dan pelaporan, memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi dan regulasi OJK dan berani menolak praktik yang dapat merusak kredibilitas perusahaan.

“Reputasi BPR dibangun dari kepercayaan, dan kepercayaan lahir dari integritas yang konsisten. Mari jadikan integritas sebagai budaya kerja, bukan sekadar slogan,”ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Perbarindo SulutGoMalut, Vecky Palit, menegaskan bahwa pelatihan ini sangat penting karena materi CKPN berkaitan langsung dengan manajemen risiko. Menurutnya, SDM BPR harus memahami secara benar penerapan CKPN, mengingat kebijakan ini berdampak signifikan terhadap kondisi permodalan BPR.

“Intinya, dari kami asosiasi ingin agar SDM BPR, terutama terkait hal yang dilakukan sehari-hari, harus memahami secara benar. Materi CKPN ini sangat berhubungan dengan bagaimana kita memberikan kredit secara baik dan benar agar risiko kredit bisa diperkecil,” ujar Palit.

Ia menekankan bahwa jika terjadi kredit bermasalah (NPL/MPR), maka porsi CKPN yang harus dibentuk akan besar dan langsung memengaruhi Capital Adequacy Ratio (CAR) BPR. Karena itu, menurutnya, Direksi dan Komisaris BPR harus lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit.

“Kita tahu dampak CKPN itu seperti apa. CKPN tidak boleh main-main karena jaminan sudah tidak diperhitungkan. Kualitas kredit harus betul-betul dijaga, kalau tidak akan berdampak langsung pada modal,” tambah Palit.(*/gabby)

Leave a comment