Minahasa – Mengenai berita yang beredar di medsos pada beberapa hari lalu, terkait JWS incar ketua FPI Sulut yang di perdebatkan di medsos, Bupati Minahasa Drs. Jantje Wowiling Sajow,M.Si (JWS) langsung angkat bicara dan meluruskan terkait pemberitaan tersebut.
Dalam kesempatan ini JWS menyampaikan kepada teman dan sahabat serta masyarakat Sulawesi utara khususnya warga kabupaten Minahasa yang baik, untuk berkenan meluruskan pemberitaan Media yang menyatakan JWS incar FPI Sulut,” itu tidak benar dan keliru),” kata JWS.
Dalam sambutan di hadapan 2000 an anggota Pria kaum Bapa (PKB) Panji Josua di Wale ne Tou pada Hari Sabtu (26/11) lalu. JWS menyampaikan, saat ini Negara sedang di Uji, ada ormas mengatasnamakan agama akan lakukan demo damai pada tanggal 02 Desember 2016 nanti.
“Dengan tegas saya katakan, bahwa Negara Indonesia di bangun bukan berdasarkan agama, tapi berdasarkan Pancasila, tidak boleh atas nama Agama memaksakan kehendak. Mestinya di Daerah yang mayoritas Muslim, FPI (Front pembela Islam) tidak perlu ada, karena Islam tidak perlu di bela, Islam tidak perlu di kawal, siapa yang mo ganggu ? harusnya FPI hadir membela kaum Minoritas, melindungi dan mengayomi kaum Minoritas termasuk kristen,” kata JWS.
Lanjut di katakan JWS, yang wajar di bela adalah Islam di Minahasa karena tidak banyak, oleh karena itu,jika saja Ormas islam punya misi mulia mau menjaga, membela, mengayomi agama lain dan tidak memandang agama lain salah dan merasa punya kedudukan yang sama sebagai anak bangsa, saya pun mau jadi “ketua FPI Minahasa” (dalam tanda petik), terang Bupati JWS.
Di katakannya lagi, semua Pria kaum Bapa (PKB) yang hadir dalam acara Panji Josua memahami dan mengerti apa pesan moral yang di sampaikan, yang intinya saling menjaga kebersamaan sesama anak bangsa, Jelasnya.
“Sayangnya berita yang di muat oleh sala satu media dalam pemberitaannya khilaf dan tidak menyangka beritanya bias. Kehilafannya, JWS tidak pernah bilang Incar ketua FPI Sulut, yang ada adalah andai kata FPI punya misi mulia, Sayapun dalam tanda petik, mau jadi “Ketua FPI Minahasa” guna membela, melindungi, menghargai, mengayomi serta memberi rasa aman bagi umat Islam di Kampung jawa, Langowan, Kawangkoan,Pineleng dan Tombariri, Karena dalam tugas sebagai pimpinan daerah yang mengayomi seluruh masyarakat Minahasa,” tegas JWS.
JWS juga menyayangkan ada segelintir orang yang sengaja hanya mengambil judul saja dan menyebarkan di medsos, dan berpura-pura tidak membaca isi beritanya suda komen macam-macam.
“Sikap politik saya sama dengan sikap warga kebanyakan yang cinta persatuan dan kesatuan, jika ada ormas yang mengatasnamakan agama melakukan hal-hal yang bertentangan dengan dasar negara, bahkan tidak bisa memberi rasa aman dan tidak bisa memberi kedamaian bagi bangsa,mengancam disintegrasi bangsa, maka kita semua sepakat sebaiknya pemerintah mengambil langkah agar ormas seperti ini tidak perlu ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
“Wartawan suda menyatakan kekilafan dan minta maaf, sayapun memahami yang namanya manusia bisa salah,sayapun harus minta maaf jika maksud baik, tapi ini orang lain salah menerima, dan jangan di politisasi. Dan hal yang tidak mungkin seorang Penatua yang pernah pimpinan Sinode, tiba-tiba ? Mau jadi pimpinan ormas Islam. Islam dan agama lainya adalah sahabat kita, satu bangsa,”pungkas Bupati JWS.
(tian)

apakah jabatan sebagai bupati belum cukup untuk bisa melindungi dan mengayomi seluruh elemen masyarakat ???
LikeLiked by 1 person